Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan penanganan cepat dampak bencana banjir bandang yang menewaskan sebanyak 13 warga Kelurahan Rua, Ternate, Maluku Utara, Minggu.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa setelah menerjunkan tim petugas gabungan, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pendistribusian kebutuhan yang mendesak ke lokasi bencana hari ini.
Dalam laporan yang diterima BNPB kebutuhan tersebut beberapa di antaranya meliputi tenda pengungsian, menara penerangan, selimut, matras, terpal, kasur lipat dan sembako.
Jumlah bantuan yang akan didistribusikan tersebut, kata dia, per unitnya akan disesuaikan dengan jumlah korban secara keseluruhan yang saat ini masih dalam pendataan oleh tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ternate.
Ia memastikan, saat ini tim di lapangan sedang melakukan proses identifikasi terhadap 13 orang korban meninggal dunia untuk kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
Begitupun terhadap dua orang korban yang mengalami luka-luka akibat terkena runtuhan material banjir bandang juga dipastikan sudah mendapat penanganan medis.
Jumlah korban meninggal dan luka-luka tersebut bertambah dari sebelumnya pada Minggu pagi ditemukan sebanyak tujuh orang. Pihaknya menilai jumlah korban dapat kembali berkembang seiring proses pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari personel BPBD, Basarnas, TNI/Polri, dan Palang Merah.
Sementara untuk upaya pemulihan lingkungan seperti pembersihan sisa material banjir dan dampak kerusakan akan segera dilakukan setelah kondisi kondusif dan warga setempat dipastikan aman oleh tim petugas gabungan.
Pusdalops BNPB mendata setidaknya ada sebanyak 10 unit rumah warga mengalami kerusakan berat akibat diterjang banjir bandang yang membawa material lumpur tanah, pasir, dan batu dari Gunung Gamalama pada Minggu pukul 03.30 WIT itu.