
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bakal menggenjot kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga 1,5 Giga Watt (GW) pada 2030 mendatang. Penambahan tersebut akan didapatkan dari beberapa proyek yang siap direalisasikan.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan tambahan kapasitas terpasang PLTP menjadi 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan. Selanjutnya, akan bertambah lagi menjadi 1,5 GW pada 2030. Jumlah ini meningkat dari kapasitas terpasang saat ini sebesar 672 MW.
“Kita bukan saja lagi accelerate geothermal, juga hilirisasi. Kita bisa lihat di slide saya, itu kita akan cepat menaikkan Mega Watt kita, 1 Giga Watt di 2-3 tahun, 1,5 Giga Watt di 2030,” kata Julfi dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Sebelumnya, PGE mengungkapkan telah memiliki strategi yang jelas untuk memastikan proyek panas bumi tetap kompetitif. Mengingat, proyek panas bumi merupakan investasi yang pada modal.
Julfi menilai untuk mengurangi biaya, fokus perusahaan bukan lagi pada penurunan belanja modal (capex), tetapi pada peningkatan produksi melalui pemanfaatan teknologi.
“Untuk mengurangi cost itu bukan capital expenditure, bukan capexnya yang diturunin, cuman meng-enhance produksi juga penting. Nah enhance produksi apa? Enhance produksi di sumur dengan apa? Teknologi,” kata dia dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Kamis (19/9/2024).
Selain itu, PGE juga berfokus pada pengembangan ekosistem industri penunjang energi panas bumi di Indonesia. Bahkan pihaknya juga telah melakukan penandatanganan kerja sama untuk memproduksi komponen binary power plant di dalam negeri.
PGE juga memanfaatkan inovasi lokal seperti two-phase flow meter yang telah dipatenkan oleh anak bangsa, menggantikan teknologi dari Amerika.